Syaja’ah dalam Islam: Meneladani Keberanian yang Terarah dan Bermakna

Syaja’ah, atau keberanian, merupakan salah satu akhlak terpuji yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Keberanian bukan hanya sekadar kemampuan fisik untuk menghadapi bahaya atau tantangan, tetapi juga mencakup keteguhan hati dalam membela kebenaran, mempertahankan prinsip, serta menolak kezaliman dan kebatilan. Dalam Islam, syaja’ah termasuk bagian dari kesempurnaan iman dan akhlak mulia yang harus dimiliki setiap Muslim.

Pengertian Syaja’ah

Secara bahasa, syaja’ah berasal dari kata Arab الشجاعة yang berarti keberanian atau keteguhan hati. Secara istilah, syaja’ah adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan rasa takut dalam dirinya demi menegakkan kebenaran, tanpa bersikap gegabah ataupun pengecut.

Syaja’ah bukan berarti nekat atau bertindak tanpa pertimbangan. Dalam Islam, syaja’ah harus dibarengi dengan hikmah (kebijaksanaan) agar keberanian yang dilakukan tidak berujung pada kerusakan. Keberanian yang benar adalah keberanian yang terukur, terarah, dan diniatkan karena Allah SWT.

Dalil dari Al-Qur’an dan Hadis

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

> "Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu."
(QS. An-Nisa’: 135)



Ayat ini menunjukkan pentingnya keberanian dalam bersikap adil dan mengatakan kebenaran, bahkan jika itu melawan kepentingan pribadi atau orang yang kita cintai. Dibutuhkan syaja’ah yang besar untuk menegakkan prinsip seperti ini.

Rasulullah SAW juga bersabda:

> "Orang yang paling kuat bukanlah yang menang dalam gulat, tetapi orang yang kuat adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah."
(HR. Bukhari dan Muslim)



Hadis ini menunjukkan bahwa keberanian sejati tidak hanya terletak pada kekuatan fisik, tetapi juga pada kemampuan menahan diri dan bertindak bijaksana dalam menghadapi situasi emosional.

Contoh Teladan Keberanian dalam Islam

Sepanjang sejarah Islam, terdapat banyak contoh teladan syaja’ah. Salah satunya adalah keberanian Rasulullah SAW dalam menyampaikan dakwah Islam di tengah tekanan dan ancaman kaum Quraisy. Beliau tetap berdakwah dengan sabar, tabah, dan tanpa rasa takut, karena yakin akan pertolongan Allah.

Contoh lain adalah keberanian sahabat seperti Ali bin Abi Thalib r.a. dalam membela Islam di medan perang, serta Umar bin Khattab r.a. yang dikenal lantang menyuarakan kebenaran tanpa takut pada siapa pun.

Syaja’ah dalam Kehidupan Sehari-hari

Keberanian bukan hanya milik para pahlawan di medan perang, tetapi juga sangat relevan dalam kehidupan sehari-hari. Seorang siswa yang berani jujur dalam ujian meskipun orang lain mencontek, seorang karyawan yang menolak suap meski kehilangan pekerjaan, atau seseorang yang berani meminta maaf atas kesalahan adalah contoh syaja’ah yang nyata dan bermakna.

Syaja’ah juga dibutuhkan dalam menyampaikan nasihat kepada sesama, menegur kemungkaran dengan cara yang bijak, dan berani menjadi diri sendiri yang bertakwa, meskipun lingkungan tidak mendukung.

Penutup

Syaja’ah adalah salah satu nilai penting dalam Islam yang mencerminkan kekuatan iman, keteguhan hati, dan keberpihakan pada kebenaran. Keberanian yang benar adalah keberanian yang dilandasi niat karena Allah, bukan karena hawa nafsu atau ego semata. Dengan membudayakan syaja’ah dalam kehidupan, seorang Muslim akan mampu menjadi pribadi yang kuat, adil, dan bermanfaat bagi umat.